Perumpamaan Dua Orang Berhutang


Ada dua orang miskin datang kepada seorang lintah darat untuk meminjam uang. Mereka boleh mendapat pinjaman tetapi harus mengembalikannya segera.

Yang seorang meminjam lima puluh dinar, sedangkan yang seorang lagi meminjam lima ratus dinar. Keduanya hendak pergi berdagang.

Tapi ternyata dagangan mereka tidak laku, sehingga keduanya jatuh miskin. Aduh, bagaimana membayar hutang ini ? Uang sama sekali tak ada !

Pada saat ditagih, mereka tak mampu membayar. Sang algojo mengikat dan membawa mereka berdua kepada si pemilik uang untuk dihukum.

Dengan menangis, mereka memohon agar mendapat belas kasihan dari si pemilik uang ini. Akhirnya ia jatuh kasihan. Hutang mereka dilunaskan.

Orang yang berhutang banyak amat berterima kasih kepada pemilik uang. Ia sungguh merasa dilepaskan dari beban yang amat berat. Hatinya bersukacita.

Yang berhutang sedikit hanya sedikit berterima kasih. “Hmmm,… rugi aku. Hutangku kan lebih sedikit daripada dia,” kesal sekali dia.

Demikianlah orang yang sadar dosanya amat banyak telah diampuni akan lebih mengasihi Tuhan daripada orang yang merasa dosanya cuma sedikit

Perumpamaan Sang Penabur










































Adaseorang penabur yang pergi ke ladang untuk menabur benih. Pagi-pagi sekali berangkatlah ia sambil membawa sekantong benih. Tabur sekantong ……..tabur dengan rajin. Hai benih, lekaslah besar…..besar…….besar…..besar!

Waktu ia menabur, sebagian benih terjatuh di pinggir jalan. Hai!!! Datang burung-burung dan memakan benih itu, satu…… dua….. tiga…. empat…. lima….., oh, habislah semua! Tak satupun bersisa disana…

Sebagian lagi jatuh ditanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya. Lihat! Benih itu cepat sekali tumbuh. Tapi waktu matahari bersinar terik, layulah tunas itu dan dengan cepat menadi kering karena tidak kuat berakar.

Sebagian benih jatuh ditengah semak duri. Benih itu tumbuh dan bertunas juga, tetapi semak duri lebih cepat besar dan tambah kuat. Akhirnya semak menghimpit sang tunas sampai mati. Oh! sayang sekali!

Sebagian benih jatuh di tanah yang gembur. Mari lihat benih mulai bertumbuh subur. Makin besar….. makin kuat dan ,….. mulai muncullah gandum-gandum yang bernas. Tiga puluh, enam puluh, seratus butir……

Lihat sekarang! Dari sebutir benih, tumbuhlah satu; dan dari sepuluh benih, tumbuhlah sepuluh, dan dari seratus benih, tumbuhlah seratus. Semua mulai berbulir, tumbuh ratusan bulir.

Sangpenabur amat gembira karena benih-benihnya tak tumbuh sia-sia. Sekarang tibalah waktunya untuk menikmati hasil jerih payahnya. perumpamaan selesai, tapi apa artinya???