Perumpamaan Anak Yang Hilang
Ada seseorang kaya mempunyai dua anak. Bungsu meminta warisan dari ayahnya. Siang malam ia merengek dan merajuk. Akhirnya ayah terpaksa mengabulkan pintanya. Oh, amat girang sibungsu!
Hari itu juga berangkatlah ia ke negeri jauh diiringi air mata ayahnya. Bungsu pergi menikmati semua kekayaan bersama sahabat yang mengikutinya. Pesta pora, judi , mabuk – mabuk dilampiaskannya.
Sa..habat? Oh, sama sekali tidak! Mereka cuma orang – orang jahat yang ingin memakan habis semua kekayaan sibungsu. Tiap hari diajaknya sibungsu berpesta – pora, makan minum dan mabuk – mabukan.
Akhirnya ludes semua uang dan harta bendanya. Sibungsu menjadi orang yang miskin dan melarat. Tak ada uang sepeserpun di dalam kantungnya. Dan semua sahabatnya pergi meninggalkan dia.
Kelaparan melanda negeri itu. Tidak tersedia makanan di mana – mana. Akhirnya sibungsu menjadi penjaga babi, hidup bersama babi – babi yang bau dan berebut makan bersama mereka!
Bungsu menangis sedih, ingat makanan berlimpah di rumahnya, ingat kasih sayang ayahnya. Oh, rasa menyesal sekali ia! Kakinya melangkah pulang ke rumah. “Maukah ayah memaafkan aku?” kata hatinya.
Dari jauh, Ayah melihat anaknya kembali, kurus, dekil dan compang – camping. Oh, tergeraklah ia oleh kasih yang besar. Disongsongnya anak tersayang, dipeluk, dirangkul, diciumnya berulang – ulang.
Pesta besar diadakan menyambut kembalinya si anak hilang. Tahukah kamu seperti itu pula Tuhan cinta akan semua orang berdosa. Siapa yang datang dan bertobat, akan disambutNya dengan sukacita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar